Meringankan Trigeminal Neuralgia dengan Akupunktur

Akupunktur merupakan teknik pengobatan tradisional Cina yang menggunakan jarum yang sangat halus pada titik-titik yang dipilih dengan hati-hati di seluruh tubuh untuk manfaat terapeutik. Sebuah penelitian terbaru di jurnal Medical Acupuncture menunjukkan efek yang menguntungkan signifikan bila pengobatan akupunktur diberikan kepada pasien yang menderita Trigeminal Neuralgia (TN). Gejala Trigeminal Neuralgia (TN) seperti sensasi tertusuk jarum atau sensasi nyeri shock listrik di sepanjang jalur saraf trigeminal. Ketidaknyamanan ini biasanya dirasakan hanya pada satu sisi wajah, umumnya di daerah pipi, mata, dan bagian bawah wajah. Mekanisme terjadinya nyeri tidak sepenuhnya dipahami, tetapi studi menunjukkan bahwa TN sering dikaitkan dengan demielinasi saraf sensorik trigeminal. Sementara beberapa pasien merespon dosis terapi obat tunggal dan decompressions mikrovaskuler (MVD`s), banyak pasien yang tidak berhasil oleh terapi ini. Ini termasuk dosis besar obat dengan efek samping, komplikasi yang berhubungan dengan operasi, dan kambuh pasca operasi. Efek samping dari berbagai obat antiepilepsi sering diresepkan untuk pasien TN termasuk pusing, ataksia, mual, muntah, kelainan hematologi, dan aritmia jantung. Selain itu, jumlah pasien TN menggunakan obat nyeri golongan narkotika, cukup tinggi. Ada 7 peserta perempuan dan 4 dari 5 pria dalam studi itu memberikan respon yang baik bila diakupunktur. Lima dari pasien tersebut bahkan bisa menghentikan memakan obat setelah diterapi rutin dengan akupuntur. Salah satu dari 5 peserta ini hanya memerlukan 2 kali akupunktur untuk sembuh, sementara yang lain diperlukan 3-9 akupuntur untuk mendapatkan hasil ini. 

Akupunktur telah diakui oleh National Institutes of Health sebagai modalitas terapi ilmiah dengan kemampuan nyeri-relieving yang efektif. Keuntungan akupunktur adalah bahwa hampir tanpa adanya efek samping, non-invasif dan sangat aman. Hal ini membuktikan bahwa penusukan jarum akupunktur menyebabkan meningkatkan aliran darah ke daerah yang ditusuk. Dengan beberapa perawatan akupunktur, efek kumulatifnya benar-benar dapat menyebabkan perbaikan saraf dalam kasus serat sensorik trigeminal demyelinated seperti yang disebutkan diatas. 

Obat Herbal juga dapat digunakan bersama-sama dengan terapi akupunktur untuk meningkatkan efek terapi. Umumnya digunakan Formula Herbal Cina untuk pasien TN dikenal sebagai xue fu zhu yu tang. Kombinasi dari 11 ramuan Cina termasuk peach kernel (persicae Semen), kelopak safflower (Carthami Flos), Szechuan lovage root (Chuanxiong Rhizoma), dan angelica akar Cina (Angelicae sinensis Radix) sebagai yang pertama 4 herbal. Tumbuhan secara teori Pengobatan Tradisional Cina memiliki kemampuan menyegarkan atau memperlancar aliran sirkulasi, dan memiliki peran mengurangi rasa sakit dengan menghilangkan sumbatan atau stagnasi dalam tubuh. 

Studi TN disebutkan di atas menyimpulkan bahwa pengobatan akupunktur boleh menjadi pilihan alternatif sebelum anda memutuskan untuk terapi yang lebih invasif. Hal ini sesuai dengan hasil klinis yang telah dilaporkan oleh banyak klinik akupunktur.

sumber : naturalnews

Akupuntur Efektif mengobati Bell's Palsy

Masih ada yang menganggap Bell’s palsy (penyakit saraf tepi) sama dengan stroke karena minimnya pengetahuan dan kesadaran untuk berobat. Padahal, keduanya berbeda. Gejala dan penyebabnya juga tidak sama.

Kasusnya ditemukan pada 25 di antara 100 penduduk. Kebanyakan penderitanya masih muda. Sebanyak 80 persen penderita Bell’s palsy akan membaik dalam empat hingga enam minggu. Penyembuhan sisanya bisa mencapai enam bulan.

Penyembuhan Bell’s palsy  dengan metode akupuntur dilakukan dengan memberikan stimulasi pada titik-titik akupuntur di sekitar wajah. Khususnya daerah mata, pipi, dan mulut. Itu disesuaikan dengan kondisi dan bagian yang terparah pada wajah yang mengalami Bell’s palsy.

Terapinya membutuhkan waktu 1,5 hingga dua bulan, bahkan lebih bergantung pada kondisi keparahan. Setiap kali terapi membutuhkan 15 hingga 20 menit yang dilakukan dua hingga tiga kali dalam seminggu.

“Dalam pengobatan, pasien memang harus disiplin dan aktif untuk melatihnya sendiri di rumah sehingga dapat cepat sembuh. Kalau sudah melakukan terapi akupuntur, namun tidak pernah melatihnya, pasti tidak akan maksimal karena keinginan dan kedisiplinan pasien untuk sembuh rendah,” tutur Dokter Yudhi Perdana, ahli akupuntur Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group).
Karena Bell’s palsy disinyalir juga dipicu udara dingin, penderita harus menghindari dulu kondisi lingkungan yang dingin. Baik dingin karena angin, cuaca, maupun pendingin ruangan.
Hal tersebut dimaksudkan agar kondisi penderita membaik dulu dan tidak terjadi serangan lagi. “Pasien juga tidak boleh tidur di lantai secara langsung karena suhu lantai, apalagi yang terkena pendingin ruangan, biasanya semakin dingin,” papar Yudhi.
Usia juga memengaruhi cepat atau lambatnya penyembuhan Bell’s palsy . Biasanya, semakin muda usia, tingkat kesembuhannya juga lebih cepat. Itu juga harus diimbangi dengan kedisiplinan dan keaktifan penderita untuk mau berobat dan berlatih agar kondisi wajah bisa kembali normal.
Menurut Yudhi, semua orang berpotensi terserang  Bell’s palsy jika ada pemicu dan memiliki kecenderungan. Pengobatan dengan obatobatan memang tidak terlalu banyak. Sebab, penyembuhan penyakit tersebut membutuhkan latihan dan terapi agar fungsi saraf dapat kembali normal.
“Biasanya, pasien yang datang bukan baru sehari atau dua hari mengalami Bell’s palsy, tapi sudah beberapa hari hingga beberapa minggu. Kalaupun mereka sudah menjalani pengobatan secara oral, jika tidak diimbangi latihan fisik atau merangsang wajah, kesembuhannya akan tetap lama,” jelasnya.
sumber : jawapos

Akupuntur Efektif Redakan Nyeri Leher

Orang-orang yang menjalani terapi akupuntur atau teknik Alexander, lebih mungkin sembuh dari nyeri leher, ketimbang mereka yang mendapat pengobatan standar. Begitulah hasil dari studi baru yang dilakukan oleh dua terapis alternatif yang mendapat izin untuk melakukan penelitian ilmiah dan telah dipublikasikan dalamAnnals of Internal Medicine.
Akupuntur sendiri merupakan sebuah teknik pengobatan kuno yang memasukkan jarum ke pori-pori kulit. Sedangkan teknik Alexander, mengajarkan orang tentang bagaimana menghindari ketegangan otot melalui perbaikan prostur tubuh, koordinasi, keseimbangan, dan stres.
Untuk menilai seberapa efektif kedua pengobatan alternatif itu bekerja, para peneliti mencoba melakukan terapi pada 517 orang yang sudah mengalami sakit leher selama 3 bulan, bahkan bertahun-tahun.
Pasien dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama mendapatkan pengobatan standar, kelompok kedua mendapatkan terapi akupuntur rutin selama 50 menit, dan kelompok ketiga mendapatkan terapi teknik Alexander rutin selama 20 menit.
Setahun setelah mendapatkan berbagai jenis pengobatan, kelompok yang mendapatkan terapi akupuntur maupun teknik Alexander mengalami pengurangan nyeri leher yang signifikan ketimbang mereka yang mendapat pengobatan standar. Kedua kelompok dilaporkan mengalami penurunan rasa sakit sekitar 32% dibanding sebelum menjalani terapi.
Studi ini menambah bukti bahwa akupuntur cukup efektif dalam meredakan rasa nyeri, setelah sebuah review yang melibatkan 18 ribu orang dengan nyeri kronis menyimpulkan bahwa akupuntur lebih baik ketimbang perawatan nyeri lainnya.
“Anda mendapatkan efek dua kali lipat melalui akupuntur, yaitu penghilang nyeri dan pereda inflamasi,” ungkap Jamie Starkey, ketua perhimpunan terapis akupuntur di Cleveland Clinic’s Center for Integrative Medicine, yang tak terlibat dalam penelitian tersebut.
Ia melanjutkan, “Akupuntur memanipulasi sistem syaraf, mengaktifkan hormon endorfin sebagai penghilang rasa sakit. Efeknya sama dengan suntikan steroid atau suntikan anti-inflamasi non-steroid seperti ibuprofen atau obat resep. Namun, akupuntur melakukannya secara alami. Penelitian baru ini benar-benar menguji efektivitas akupuntur, para dokter pun sudah mulai merujuk pasiennya untuk menjalani terapi akupuntur.”
sumber : kompashealth

Kenali Pengobatan Akupuntur dan Manfaatnya

Akupuntur sudah ada sejak lebih dari 3.500 tahun lalu. (sumber foto: wikimedia.org)

Kenali Pengobatan Akupuntur dan Manfaatnya

Di era modern ini, sulit untuk percaya kalau pengobatan alternatif malah terbukti sangat efisien untuk pasien. Salah satunya adalah akupuntur, terapi tradisional dari Tiongkok yang sudah ada sejak lebih dari 3.500 tahun lalu.

Akupuntur adalah metode pengobatan yang menenangkan, dan membantu pasien menghindari efek samping menyakitkan dari kemoterapi. Bahkan, akupuntur telah digunakan untuk membantu seorang pecandu rokok keluar dari kebiasaannya.
Kepercayaan dari cara kerja akupuntur adalah terdapat energi dalam tubuh kita, yang disebut Qi. Energi ini beredar dalam tubuh kita dari atas sampai bawah dan mengalir lewat jalur yang disebut garis meridian.

Meridian ini menghubungkan tiap organ tubuh dan ketika Anda sehat, energi bakal bebas mengalir. Namun, ketika aliran energi ini terganggu oleh cedera atau penyakit, ia akan menghasilkan rasa sakit. Oleh sebab itu, akupuntur bekerja untuk menghilangkan gangguan pada aliran Qi dan mengawali proses pemulihannya.

Proses pengobatan dengan akupuntur melibatkan penggunaan jarum yang sangat tipis. Minimal tiga jarum dan maksimum 20 jarum, tubuh kita di-'tusuk' dibeberapa titik sebagai langkah pengobatan. Jumlah jarum ini tak sembarangan karena bergantung pada penyakit apa yang sedang Anda idap.

Penusukan dengan jarum akupuntur ini merangsang sistem saraf untuk mengeluarkan zat-zat kimia pada otot, saraf tulang belakang, hingga otak. Zat-zat kimia ini dapat mengurangi rasa nyeri maupun merangsang pelepasan zat kimia dan hormon lain yang akan mempengaruhi sistem pengaturan lain yang ada dalam tubuh kita.
Sesi pengobatan lewat akupuntur biasanya berlangsung selama satu jam. Pasien cukup berbaring di tempat tidur sambil mendengarkan musik lembut agar menciptakan suasana santai.
Berbagai teknik juga ditambahkan untuk meningkatkan pengobatan penyakit dan jika seorang pasien merasa sensasi tersengat listrik, berarti sudah ada indikasi penyembuhan dari penyakit. Dikutip dari portal kesehatan Health Aim, pada Selasa (15/12/2015) lalu, studi klinis telah membuktikan bahwa akupunktur bisa meremajakan kelenjar endokrin dan sistem saraf pasien serta membuat respon anti-inflamasi (peradangan).

Selain itu, akupuntur bisa mengobati sakit punggung, sakit leher, nyeri pasca operasi, masalah pencernaan, menstruasi yang tidak teratur, alergi, insomnia, dan berbagai rasa sakit dan nyeri lainnya.

Meskipun akupunktur dan obat tradisional lainnya dapat membantu penyembuhan beberapa penyakit, pengobatan Barat tetap tak boleh ditinggalkan. Cara terbaik untuk mendapatkan kesembuhan adalah dengan menggunakan kedua sistem pengobatan untuk secara seimbang.


sumber : liputan6health